Perlakuan pasca panen padi meliputi panen, perontokan, pengeringan, penyimpanan, pengilingan dan penyosohan. Hasbi (2012), mengemukakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gabah dengan kadar air yang baik yaitu perbaikan dan pengenalan teknologi pascapanen padi di lahan sub optimal dengan pengeringan.
Prinsip yang digunakan
adalah Good Handling Practises (GHP) serta penyebarluasan informasi teknologi
panen dan pascapanen. Salah satu proses penting dalam pasca panen padi adalah
pengeringan.
Menurut Gunasekaran dkk. (2012), pengeringan merupakan cara
pengawetan makanan dengan biaya rendah. Tujuan pengeringan adalah menghilangkan
air, mencegah fermentasi atau pertumbuhan jamur dan memperlambat perubahan
kimia pada makanan. Selama pengeringan dua proses terjadi secara simultan yaitu
perpindahan panas ke produk dari sumber pemanas dan perpindahan massa uap air
dari bagian dalam produk ke permukaan dan dari permukaan ke udara sekitar.
Esensi dasar dari
pengeringan adalah mengurangi kadar air dari produk agar aman dari kerusakan
dalam jangka waktu tertentu, yang biasa diistilahkan dengan periode penyimpanan
aman (Rajkumar dan Kulanthaisami, 2006). Pengeringan terbagi menjadi dua yaitu
pengering alami (menggunakan sinar matahari) dan pengering buatan (menggunakan
bantuan alat). Pada pengeringan sinar matahari (direct sundrying), produk yang
akan dikeringkan langsung dijemur di bawah sinar matahari (Tausin dan Hasan,
1986; Heruwati, 2002), sedangkan pada pengeringan surya (solar drying), produk
yang akan dikeringkan diletakkan di dalam suatu alat pengering (Ekechukwu dan
Norton, 1999).
Pengeringan gabah oleh petani biasanya dengan cara konvensional yaitu menjemur dengan mengunakan cahaya matahari di lapangan terbuka. Pengeringan dengan cara ini memiliki banyak kerugian diantaranya tergantung pada cuaca sehingga pengeringan memerlukan waktu yang cukup lama dan gabah kurang dijamin kebersihannya. Proses pengeringan gabah menggunakan alat pengering memerlukan energi yang sangat besar karena mengunakan energi listrik dan bahan bakar.
Cara yang dapat
dilakukan untuk proses pengeringan dengan biaya murah adalah dengan mengunakan
energi surya (matahari) atau bantuan alat pengering. Berbagai
macam alat pengering telah banyak dibuat dan diteliti, mulai dari yang
sederhana sampai modern, namun masih banyak kekurangan baik dari segi harga,
kegunaan dan efisiensi.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya mengonsumsi beras
sebagai bahan pangan utama, tanaman padi tentunya menjadi salah satu komoditas
terbesar di Indonesia. Namun sayangnya, masih banyak proses pengolahan padi
menjadi beras seperti pengeringan gabah yang dilakukan secara konvensional. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya mengonsumsi beras
sebagai bahan pangan utama, tanaman padi tentunya menjadi salah satu komoditas
terbesar di Indonesia. Namun sayangnya, masih banyak proses pengolahan padi
menjadi beras seperti pengeringan gabah yang dilakukan secara konvensional. Sehingga hal tersebut mengakibatkan tingginya impor beras karena permintaan dan produksi tidak berjalan berkesinambungan. Permintaan yang semakin hari semakin meninggi, sedangkan produksi tidak mampu mengimbanginya.
Impor beras Indonesia
meningkat dari tahun 2017 sebesar 305 ribu ton menjadi 2,2 juta ton di tahun
2018 sehingga petani beras harus meningkatkan kapasitas produksinya agar
tercapai swasembada beras. Produksi dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan
proses pengolahan (produksi) beras. Diantara proses tersebut adalah pengeringan
dimana saat ini merupakan proses yang membutuhkan waktu paling lama diantara
proses-proses lainnya. Pada umumnya, petani di Indonesia masih menggunakan
metode pengeringan tradisional, salah satunya dengan cara dijemur, menyebabkan
proses pengeringan berlangsung lama berkisar antara 4-5 hari. Dengan melihat
permasalahan ini, dibutuhkan sebuah inovasi yang dapat mempersingkat waktu
pengeringan padi sehingga dihasilkan proses produksi beras yang lebih efisien.
Membahas tentang inovasi agar dapat mempersingkat waktu pengeringan padi, sesungguhnya telah ada di beberapa tahun terakhir sebagai terobosan baru di dunia pertanian. Salah satunya adalah mesin pengering padi dan jagung. Tujuannya adalah untuk mempersingkat waktu pengeringan padi dan jagung sehingga menghasilkan produksi beras yang lebih efisien.
Mesin Pengering Padi dan Jagung yang dimaksud ialah Mesin Pengering Pertanian Model Ruangan, seperti yang ada dibawah ini:
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Ruangan. Harga? Call. |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. Baca juga: Daya Guna Mesin Pengering Untuk Membantu Produksi Para Petani di Indonesia |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. Baca Juga: Terobosan Baru di Dunia Pertanian dengan Mengandalkan Rotary Dryer |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. |
Gambar Mesin Pengering Padi dan Jagung Model Pertanian. Harga? Call. |
Pengeringan padi atau gabah dengan alat ini mampu meningkatkan penghasilan para petani. Karena sebenarnya selama pascapanen para petani menjual padi mereka dalam keadaan basah. Sehingga mereka memperoleh penghasilan yang kurang maksimal. Alasan tersebut terjadi karena Indonesia berada di cuaca yang kurang menentu dan tenaga yang terbatas. Sehingga memaksa para petani melepas hasil panen padi mereka dalam keadaan basah dengan kisaran harga empat ribu rupiah per kilogram.
Sebelumnya, proses pengeringan dengan metode konvensional memerlukan waktu lima hari untuk 10 ton padi, sedangkan menggunakan mesin pengering gabah ini, padi sebanyak 10 ton bisa dikeringkan dalam waktu satu hari.
Kelebihan mesin pengering ini ialah selain berbahan bakar gas, ia juga tidak membutuhkan ruangan yang cukup lebar. Selain itu bisa dipindah-pindah agar lebih fleksibel. Kelebihan lainnya ialah dilengkapi pengendalian suhu pengeringan secara otomatis melalui perangkat thermocontrol, pemerataan pengeringan secara kontinu dan otomatis melalui blower yang ada.
Dengan adanya alat tersebut, diharapkan para petani bisa memanfaatkan sumber daya yang ada lebih optimal dan dapat meningkatkan jumlah produksi beras dan meningkatkan hasil pertanian Indonesia. Agar dapat menekan jumlah ekspor beras yang dilakukan Indonesia.
Berikut referensi Produsen Mesin Pengering di Indonesia:
Baca Artikel Kami lainnya: